Selasa, 25 Februari 2014

Keunggulan dan Kelemahan Desain Robot

0 komentar


Berikut adalah penjelasan mengenai kriteria-kriteria yang ada di atas.

  1. Rentang Waktu Penggunaan. Yang dimaksud di sini adalah seberapa besar rentang waktu yang bisa dicapai oleh robot. Misalnya, ada robot yang hanya bekerja pada saat bencana, ada yang bisa bekerja sebelum dan sesudah bencana, dsb. Kriteria ini menunjukkan seberapa banyak fungsi robot ini. Kriteria ini menjadi salah satu kriteria terpenting.
  2. Transportasi. Seberapa mudah robot ini bertransportasi, karena semakin mudah bertransportasi, kerja robot akan semakin cepat.Ini menjadi salah satu penilaian terpenting.
  3. Harga Produksi. Kriteria ini merupakan salah satu yang terpenting karena biaya bisa menjadi penghalang besar saat kita sudah memiliki konsep dan desain yang bagus untuk suatu robot. Tanpa biaya, robot ini akan sulit terealisasi atau bahkan tidak bisa terealisasi.
  4. Kemenarikan. Alangkah indahnya jika suatu robot yang sudah berfungsi dengan baik, dengan biaya yang tidak terlalu mahal, juga memiliki kemenarikan pada tampilannya. Namun, kriteria ini tidaklah begitu penting, karena tampilan tidak terlalu mempengaruhi kinerja robot ini.
  5. Efisiensi Bahan Bakar. Dengan bahan bakar yang lebih efisien, tentu akan lebih menghemat pembiayaan robot ini untuk jangka panjang sehingga kriteria ini menjadi cukup penting.
Read more...

Rabu, 12 Februari 2014

ROBOT UNTUK MEMBANTU MANUSIA

0 komentar

Ide robot melalui brainstorming :

- Robot air bersih


- Robot penyelamat korban reruntuhan


- Robot pengumpul, pemilah dan pemanfaat sampah


- Robot penjernih air sungai


- Robot pendeteksi banjir


- Robot bunker


- Robot penyuluhan


- Robot penahan longsor



Kemudian dengan dekomposisi dan penggabungan ide terdapat 3 robot yang paling tepat untuk menangani bencana beserta fungsinya :


1. Robot bunker dan penyelamat korban reruntuhan, berfungsi menampung korban saat bencana terjadi, setelah bencana terjadi robot melakukan pencarian dan evakuasi korban.


2. Robot 3P sampah, berfungsi mengumpulkan sampah yang berserakan kemudian memilah sampah sesuai jenisnya dan mendaur ulang menjadi barang yang bermanfaat.


3. Robot penjernih air sungai dan penyedia air bersih, berfungsi untuk mencegah bencana dengan menyaring air sungai dari zat berbahaya dan mengambil sampah-sampah yang ada di sungai, setelah bencana terjadi robot menyediakan air bersih ke permukiman atau tempat pengungsian.



Desain Robot:


1. Robot bunker dan penyelamat korban reruntuhan



    

   * Bentuk tabung (dapat menampung 10 orang), bahan didesain tahan dari gangguan bencana.

    * Alat gerak berupa roda,baling-baling dan pencengkram agar stabil saat bencana terjadi

    * Persediaan makanan dan minuman tahan lama dan oksigen

    * Tangan robot untuk menyingkirkan reruntuhan

    * Sensor manusia: Suhu, tekanan dan suara

    * Saluran pembuangan (Toiliet)

    * Panel surya sebagai sumber listrik

    * Bor dan pengeruk











2. Robot 3P sampah



   
    * Sensor sampah: ukuran, bahan, zat kimia

    * Jaring

    * Roda

    * 5 Wadah

    * Penghilang bau

    * Pengolah sampah




















3. Robot penjernih air sungai dan penyedia air bersih



   

    * Sensor bau, rasa, pH dan zat kimia

    * Alat saring

    * Tangki air

    * Pompa

    * Turbin dan propeler
    * Pemusnah bakteri dan virus
Read more...

Rabu, 05 Februari 2014

Robot Pendeteksi Banjir

0 komentar

Saat ini di Indonesia sedang marak-maraknya bencana banjir, maka dari itu saya lebih memilih robot yang dapat mendeteksi banjir agar dapat dilakukan evakuasi lebih cepat dan tidak terlambat sehingga korban dapat mempersiapkan apa saja yang dibawa ke tempat pengungsian dan menyelamatkan benda-benda berharga mereka. Dan bisa saja mereka pergi ke tempat saudara terlebih dahulu sehingga tidak perlu mengungsi.

Spesifikasi yang diperlukan saya pikir adalah alat pengukur arah hujan, sehingga kita dapat memprediksi banjir dan musim tanam. Selain itu juga radar cuaca akan dipasang pada robot ini sehingga mampu menemukan awan penghasil hujan sebagai pengingat dini adanya banjir. Dan juga tidak lupa dilengkapi dengan alat gerak sehingga robot dapat mobile dan digunakan di berbagai tempat, tidak hanya di 1 tempat saja.
Read more...

Kamis, 12 Desember 2013

Kuis PRD

0 komentar

1. Apa rekayasa itu ? Apa desain itu ? Apa persamaan dan perbedaan antara keduanya ?
2. Apa saja peran terpenting rekayasa dan desain dalam masyarakat ?
3. Insinyur adalah sebuah profesi. Apa maksudnya ?
4. Mengapa kode etik menjadi hal yang utama dalam profesi insinyur ?
5. Sebutkan secara garis besar langkah-langkah umum bagaimana seorang insinyur (dalam bidang apapun)         memecahkan masalah ?
6. Mengapa pengetahuan mengenai energi memegang peran begitu penting dalam rekayasa ?
7. Lihat gambar dibawah! Jelaskan apa maksudnya dalam kaitan dengan konsep rekayasa dan desain ?
8. Tugas rancangan bebas: Sebagai ilmuan, anda ditugaskan menimbang berat bumi ini. Rancanglah solusi     anda selayaknya seorang insinyur! Gunakan ide anda yang paling inovatif. Sebutkan asumsi dasar yang anda gunakan. Lengkapi jawaban anda dengan sketsa dari solusi!
 
Jawaban
 
1. Rekayasa adalah rancangan dan analisis kreatif yang memanfaatkan energi , material , gerak dan informasi untuk melayani kebutuhan manusia dengan cara yang inovatif.
Desain adalah suatu rancangan untuk mengubah suatu bentuk yang telah ada untuk menjadi lebih menarik dan efisien.
Persamaan rekayasa dan desain adalah sama sama berkolaborasi dan membutuhkan kreatifitas untuk menyejahterakan kehidupan manusia dengan memenuhi setiap kebutuhannya.
Perbedaan rekayasa dan desain adalah dalam tujuannya yaitu pada rekayasa , tujuannya adalah memenuhi kebutuhan manusia yang belum atau susah terpenuhi melalui rancangan rancangan kreatif sedangkan pada desain , tujuannya adalah mengubah bentuk rancangan agar menjadi lebih efisien dan menarik di pasar penjualan.

2. Peran terpenting Rekayasa dan Desain dalam masyarakat adalah untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tanpa menimbulkan masalah baru.

3. Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan  khusus. Yang mengartikan Insinyur adalah sebuah profesi, karena dalam pemecahan masalah pada suatu bidang, insinyur perlu menguasai dan melatih kemampuannya di bidang itu agar solusi yang didapat bisa lebih bermanfaat.

4. Karena kode etik merupakan suatu landasan atas kegiatan anggota suatu profesi , seperti halnya konstitusi dalam suatu negara. Maka dari itu kode etik adalah hal yang utama dalam profesi insinyur, karena sebagai landasan atau konstitusi bagi insinyur sendiri.

5. Secara garis besar , langkah langkah umum yang digunakan seorang insinyur untuk memecahkan masalah ada dengan metode Need-Know-How-Solve , yaitu :
-Need : merumuskan masalah yang akan diselesaikan
-Know : mengelompokkan data data yang ada atau diberikan
-How : metode apa yang akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut
-Solve : pemecahan masalah secara sekuensial

6. Karena energi merupakan komponen vital dalam setiap bidang pekerjaan yang mutlak dibutuhkan. Setiap alat pasti membutuhkan energi untuk menyalakannya. Maka dari itu, pengetahuan tentang energi sangat dibutuhkan. Apalagi di zaman sekarang ini, efisiensi akan energi sangat penting untuk diperhatikan.

7. Cukup bingung untuk mengertikan gambarnya, namun menurut saya adalah bagaimana dengan Engineering Solution kita bisa mengirim barang dari sumber atau pabrik ke seorang Customer dengan kondisi yang sama seperti saat awal walaupun terdapat rintangan atau dalam hal ini tanjakan. Kaitannya adalah bagaimana konsep rekayasa dapat memecahkan masalah ini, bisa dengan membagi-bagi barang kemudian merakitnya kembali seperti awal, karena jika benda tetap seperti awal, akan sulit untuk melewati tanjakan tersebut.

8. Dengan menggunakan metode Need-know-how-solve :
    Need : Massa Bumi
    Know: Gravitasi di permukaan bumi
               Tetapan G
               Jari-jari bumi
    How: F =m*g = (G*M*m)/r^2
                      M = g*r^2/G kg
    Solve: Masukkan angka-angkanya dan hitung dengan kalkulator.

Namun ini baru massa kotor saja, karena lapisan-lapisan bumi beragam, maka r nya akan berbeda-beda, dan juga mungkin berat jenis nya pun berbeda. maka dari itu, dengan mengukur massa tiap lapisan, mungkin akan didapat hasil yang lebih konkret. Selain itu, permukaan bumi juga tidak seutuhnya daratan, terdapat juga lautan. Ini pun memiliki massa yang berbeda walaupun dengan ukuran yang sama. Maka khusus untuk permukaan, mungkin akan mengukur massa air dan massa daratan sendiri-sendiri sehingga akan didapatkan hasil yang lebih mendekati.
Read more...

Rabu, 04 Desember 2013

Spesifikasi Komputer harga 7 juta rupiah

0 komentar

Intel Core i5 2500 3.3Ghz Cache 6MB [Box] Socket LGA 1155 (Rp 1891000) 
ASRock H67M B3 (LGA1155, Intel H67, DDR3, USB3, SATA3) (Rp 694000)
WDC 500GB SATA3 16MB - Caviar Blue - WD5000AAKX (Rp 627000)
Gskill DDR3 PC10600 4GB NQ Dual Channel F3-10666CL9D-4GBNQ / 9-9-9-24 (Rp 285000)
HIS Radeon HD 6850 1GB DDR5 (Rp 1529000)
Infinity K-61G Without PSU (Rp 295000)
Antec 550W - VP550 (Rp 500000)
Lite On DVD RW 22X SATA [OEM] (Rp 165000)
LCD Monitor Samsung 18.5 Inch S19C20K Size 18 inch (Rp 980000)
Total Rp 6,966,000 (Keyboard dan Mouse terpisah)
Read more...

Kamis, 24 Oktober 2013

Jefferson County Success Story

0 komentar

16513356 Adytia
16513086 Luminto
16513362 Fauzan Naufal R
16513050 Bagas
16513350 Kevin Ekaputra Yohar


Jefferson County, Alabama was the first county in the nation to become registered to the ISO-14001 standard. During the successful ISO-14001 audit, the county's EMS was declared a "model program" and an example for other public sector entities.



ISO 14001 is an environmental management standard. It specifies a set of environmental management requirements for environmental management systems. The purpose of this standard is to help all types of organizations to protect the environment, to prevent poluution, and to improve their environmental performance.



Introduction
Planning and Implementation
Benefits
Lessons Learned
Conclusions

Introduction

Jefferson County received an EPA grant which offered assistance in developing an EMS. Only 14 communities nationwide received these grants. The first participants from Jefferson County included four divisions of General Services (Crafts, Grounds, Maintenance, and the Print Shop) and Fleet Management. Since then, it has grown to include Human Resources, the Central Laundry, Information Technology, and the remaining areas in the General Services Department. Collectively, the "fenceline" of participating EMS departments involves about 500 employees.

The General Services Department manages the public buildings of the county, including custodial services, air conditioning and heating, waste disposal, recycling, and similar tasks. Fleet Management manages the County's rolling stock, including cars, trucks, and other vehicles. Environmental impacts include energy consumption, resource recycling, air emissions, biodegradable materials disposal, pest control, and purchase and disposal of hazardous materials. The two departments produce such wastes as refrigerants, batteries, motor oil, and medical waste.

The Central Laundry provides laundering services for linens, clothing and other washable materials for County and municipal jail facilities; Cooper Green Hospital, which is Jefferson County's indigent health care facility; and the Jefferson County Health and Rehabilitation Center, which provides nursing home care. Environmental impacts here include threats to the environment from chemical spills and contact with blood borne pathogens in soiled laundry.

As the name suggests, Information Technology addresses all the electronic data management, business applications, and other technical services. Some of their environmental impacts include soil and water contamination, as well as negative impacts on landfill space from disposal of paper, batteries, and printer/toner cartridges.

The Human Resources Department handles County insurance claims, occupational health matters, and a growing number of personnel activities. Environmental impacts include contamination from mercury disposal and contact with blood borne pathogens.

The Environmental Protection Division, which is under the Human Resources umbrella, acts as the coordinator of the County's EMS program and has outreach, education, and a small enforcement role in the issues of ground level ozone, illegal dumping, mosquito abatement, and scrap tires. These impacts include contamination for the soil, water, and air, as well as public and employee environmental health and safety.



Planning and Implementation

Some key drivers for EMS implementation in Jefferson County were the widening enthusiasm for the EMS concept among environmental professionals, the high availability of government assistance programs to aid in EMS development, and the ability to partner environmental management with existing health and safety programs.

General Services and Fleet Management were selected over other County departments because of the variety of potential environmental impacts of the divisions and because of the enthusiastic support for EMS implementation from the Department of General Services Director, the leadership at Fleet Management, and the County Commission. Expectations of EMS implementation included:

    Financial benefits, as insurers and bonding agencies could reward the adoption of an EMS with better rates;
    Use of the EMS as a marketing and public relations tool;
    Increased compliance with environmental regulations; and
    Regulatory benefits.

The labor costs associated with the development of the County's EMS program totaled $92,734. A total of 3,877 personnel hours were used. The program underwent an independent review from external auditors and became registered to the ISO-14001 standard in February, 2002.



Benefits

EMS implementation efforts have resulted in:

    A voluntary reduction in waste cardboard generation;
    A shift to soy-based inks at the Print Shop;
    Other improvements in conservation technologies.
    A reduction in garbage disposal costs resulting from a mixed paper recycling program in several County facilities that captures about 20,000-30,000 lbs. each month;
    A recycling/reuse program that captures other materials including antifreeze, oil, fluorescent lamps and ballasts, paints and solvents, lead acid and other batteries, and scrap metal;
    Reduction of approximately 28,000 lbs. in total solid waste production due to a composting program being instituted in 2003;
    Elimination of the use of organophosphate pesticides; and
    Spill prevention and containment programs in various facilities.

It is estimated that these improvements will yield an 8% reduction in water use and an 8-12% annual reduction in electricity. The EMS has also led the County to adopt other sustainable approaches to the delivery of government services.

"Many people hear 'environmental management' and immediately think two things: bureaucracy and expense. But the EMS effort for us yielded dozens of real world, longterm cost savings in areas like reduced power and water use. Perhaps even more significant is the possible impact on our bond ratings. Rating agencies recognized that, in taking time to examine how we did our-day-to-day business, Jefferson County had created a workplace that was less likely to generate injuries or serious environmental accidents. Less risk means greater opportunity for return on an investment. We're told the potential impact of our EMS, taken with other factors, is a 1/16th to 1/8th of a point improvement, which could mean millions of dollars of taxpayer money saved each time we borrow money for capital projects. Now, that's the kind of documented savings that makes elected leaders and the public both very happy."

--Billy Morace, Director of General Services, Jefferson County, Alabama



Lessons Learned

Jefferson County achieved early success by intentionally starting small and including only enthusiastic participants. In the long term, the County is working diligently towards its goal to include other departments, who will be attracted by the financial and resource savings, the improved morale, and the safer work environments an EMS has to offer.



Conclusions

Through implementation of the EMS, the County has plainly demonstrated its commitment to obeying all laws and applicable guidelines relative to environmental matters. In addition, the EMS has been an opportunity for the County to hold itself to a higher standard, and to set the example for the broader local community.

The County will maintain ongoing self-evaluations and goal setting to assure a steady movement towards their commitment to continual improvement.
(biography from : http://www.epa.gov/waste/inforesources/ems/success/jeff-cty.htm)
Read more...

Rabu, 23 Oktober 2013

TUGAS 4 PRD

0 komentar


Masalah Sampah di Kota Besar
16513356 Adytia
16513086 Luminto
16513362 Fauzan Naufal R
16513050 Bagas
16513350 Kevin Ekaputra Yohar

PENDAHULUAN
ü  Latar Belakang
Permasalahan sampah di kota besar masih menjadi bahan diskusi untuk pemecahan mencapai solusi sampai saat ini. Begitu juga dengan permasalahan sampah di Kota Bandung khususnya yang terletak di daerah Sekeloa Kecamatan Dago. Permasalahan utama sampah di daerah ini terletak pada daerah sungai yang kumuh. Pemukiman penduduk yang sangat padat, banyaknya pertokoan dan jumlah tempat sampah yang terbatas membuat banyaknya masalah lain muncul. Hal ini menyebabkan warna air berubah dan menyebarkan bau yang busuk menyengat.
ü  Perumusan Masalah
1.    Apa penyebab sampah bisa menumpuk di sungai Sekeloa?
2.    Darimana sumber sampah yang ada di sungai Sekeloa?
3.    Apa saja akibat sampah menumpuk pada sungai Sekeloa?
4.    Bagaimana menanggulangi akibat dari penumpukan sampah di sungai Sekeloa?
ü  Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah pencapaian solusi untuk mengembalikan fungsi sungai sebagai saluran air yang bebas dari sampah.
PENGUMPULAN DATA
ü  Metoda pengambilan data
Dalam metode pengambilan data menggunakan metode observasi lapangan dan penggunaan asumsi dengan berdasar pengetahuan yang ada serta tambahan referensi internet.
ü  Alat yang digunakan untuk pengambilan data
1.    Kamera
2.    Alat Tulis
ü  Identifikasi kendala
Kendala dalam penelitian ini mencakup keterbatasan durasi pengambilan data, jumlah responden yang sedikit serta keterbatasan alat untuk meneliti keadaan sungai secara ilmiah. Kendala-kendala tersebut menyebabkan data masih belum cukup objektif.
ANALISA
ü  Metoda dalam mencapai tujuan
Need:
Pemecahan masalah limbah sampah di sungai
Know:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVIMtWpy13KbuPnqVNt1mrTozS9iW7yt-cpOvc-iJ-1HS2t2QEblxBtoVeEbN9zHzw894fEwtDoeTKGW_gKuqE6J7DLisWpXSaMUgp0ANLeWrD6L9xsIS7XvYUkuxKtJ_HcEb80dfhl8lk/s320/20131015_085517.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiiTTyY1F4iG6n4XeLMD7eWXibZaLRha7kSAglJo1pej3f87jXk2xI8BRbCz5d_ElHObZlN8nSRrjQegWAMgvOe8DIE77P7dTdAdPugwBUNX0WpEyvfvVRPxGwtOLK1ryNLaA_CgbE99ZE/s320/20131015_085535.jpg



Dari sampah di sunga Sekeloa diuraikan:

limbah rumah tangga , limbah pabrik , limbah padat, limbah cairan

Penyebab penumpukan sampah dari hasil observasi:
pembuangan sampah secara sembarangan di sungai karena ketidaksadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, tidak adanya perhatian pemerintah tentang masalah lingkungan, dan tidak adanya pengolahan dan sistem bank sampah di daerah sekeloa.

Akibat dari sampah di sungai Sekeloa yang bisa diamati secara langsung:
penyumbatan saluran air, lingkungan yang tidak higinis , pembersihan sampah pada sungai yang tidak pernah dilakukan , sampah anorganik yang susah diurai  yang menyebabkan air sungai menjadi kotor dan mengeluarkan bau busuk.
How :
Dalam metode ini kita menguraikan penyebab dari masalah. Dari penyebab kita menguraikan lagi dengan menggunakan beberapa asumsi yang didasarkan observasi lapangan. Dari asumsi tersebut dilakukan penguraian solusi yang bisa dilakukan
Solve :
Jika kita mengasumsikan jumlah keluarga di daerah sekitar sungai tersebut adalah 50 keluarga, dan juga diasumsikan ada 1  toko untuk setiap 10 keluarga, sedangkan diasumsikan sampah yang dihasilkan setiap keluarga adalah 5 kg sedangkan toko 15 kg setiap minggunya dan 10 % dari jumlah sampah-sampah itu terbuang ke sungai. Maka setiap minggunya sampah yang terbuang di sungai sekeloa 100 kg/minggu.

Dengan 100 kg sampah/minggu diasumsikan 25% adalah organik. Sehingga 75 kg sampah adalah sampah anorganik. Dengan angka ini kita bisa menggunakan metode daur ulang, namun daur ulang tidak bisa diaplikasikan pada semua jenis sampah anorganik. Kita asumsikan hanya 40% yang bisa didaur ulang. Sehingga masih tersisa 45 kg sampah anorganik. Sehingga perlu pencarian solusi yang lebih alternatif lagi.

Selain menggunakan asumsi penghitungan. Penyebab awal dari sampah itu sendiri adalah kurangnya kesadaran masyarakat. Oleh karena itu sosialisasi untuk tidak membuang sampah sembarangan perlu dilakukan. Dengan adanya sosialisai tentang sampah diharapkan warga sadar akan bahaya sampah terhadap lingkungan. Dengan kesadaran masyarakat hal yang bisa memaksimalkan solusi pembuangan di sungai adalah penambahan tempat sampah, pengadaan sistem bank sampah (individu mengumpulkan sampah yang selanjutnya diberikan ke “bank” untuk diproses/diolah menjadi barang yang bernilai / berharga untuk kemudian diberikan sebagian keuntungannya kepada individu tersebut) , Hal lain yang juga bisa dilakukan adalah penggunaan sistem 3R (Reduce , Reuse , Recycle). Dengan adanya sosialisasi dan program ini diharapkan sampah berkurang sampai 90% dari jumlah 45 kg.

Selain itu aspek yang terhubung pada daerah sekeloa juga dari pemerintah daerah. Seharusnya pemerintah juga harus lebih aktif dalam menanggulangi masalah sampah. Hal yang bisa dilakukan pemerintah adalah melakukan sosialisai sampah dengan format yang bisa masuk dalam pengetahuan masyarakat. Selain pendekatan dengan cara sosialisasi pemerintah harusnya lebih memperhatikan masalah terkait sampah melalui sisi hukum, salah satunya dengan pengadaan perda tentang sampah yang bisa mencakup peraturan tentang pelarangan keras pembuangan sampah di tempat umum dan penghimbauan yang harus lebih sering dilakukan terkait kesejahteraan masyarakat yang diindikasikan oleh kenyamanan yang didapatkan dari lingkungan yang bersih. Diharapkan dari kerjasama masyarakat yang ada  bisa didapatkan tingkat pembuangan samapah di sungai sekeloa menjadi 0 kg/minggu.
ü  Solusi alternatif
Sampah merupakan produk hasil dari lingkungan yang tidak memiliki mamfaat untuk lingkungan. Bahkan bila dibiarkan lebih lanjut masa seiring waktu dapat memberikan kerugian bagi lingkungan itu sendiri.
Secara umum sampah digolongkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan oleh lingkungan. Sedangkan sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan oleh lingkungan.
Kawasan padat penduduk di kota- kota besar jauh lebih aktif mengasilkan sampah. Sampah di kota besar seperti Pekanbaru sering kali menimbulkan masalah terutama konflik antara warga penghuni kawasan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) dengan pemerintah kota. Timbulnya permasalahan sampah memunculkan suatu pemikiran kreatif untuk memberikan solusi mengatasi masalah sampah.
Cara pertama dari pemamfaatan sampah adalah memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Dimana masing- masing sampah memiliki proses tersendiri dalam pemamfaatannya.  Sampah anorganik dimamfaatkan melalui program bank sampah. Sedangkan sampah organik dimamfaatkan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTs).
Keberhasilan program bank sampah ini disinyalir akan diikuti oleh pembangunan bank sampah lainnya di kota- kota besar indonesia. Bank sampah menerapkan prinsip 3R yakni Reuse, Reduce dan Recycle. Reuse berarti menjadikan barang yang tidak bermanfaat menjadi barang yang bermanfaat. Reduce, mengurangi sampah, contohnya kalau ibu-ibu yang mau belanja lebih baik bawa tas dari rumah, jadi kalau belanja tidak lagi pakai tas plastik. Dan  Recycle berarti mendaur ulang sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi.
Pembangkit listrik tenaga sampah memamfaatkan sampah- sampah organik untuk di fermentasikan menjadi Bio-Gas seperti Metana (CH4) 50-70 persen dan carbon dioksida (CO2) 50-30 persen, dan pupuk organik (dalam bentuk padat maupun cair).
KESIMPULAN
Dalam mencapai tujuan untuk menanggulangi masalah sampah di Sungai Sekeloa bisa dilakukan dengan pengolahan sampah dan peningkatan sosialisasi tentang kesadaran masyarakat akan sampah. Namun penanggulangan ini bisa mencapai tujuan secara maksimal jika semua pihak turut aktif dalam permasalahan sampah seperti pemerintah, tokoh masyarakat dan masyarakat itu sendiri.
Read more...

 

Adytia's Blog Copyright © 2013 Minima Template
Designed by BTDesigner · Powered by Blogger